ESG News

Browse our latest articles, reports, press releases, and updates that highlight our commitment to sustainability

Select the year

Image

Sustainability Accelator Program (SNAP) Bootcamp 1 Berlangsung Sukses, Berfokus Pada Climate Crisis, New Renewable Energy, Biodiversity, dan Water Stewardship

20 Jul 2024 | Press Release

Bootcamp pertama dari Sustainability Accelator Program (SNAP) sukses diselenggarakan pada tanggal 17-19 Juli yang bertempat di Padma Hotel Semarang. Program yang diselenggarakan di bawah naungan Fungsi Sustainability Engagement & Culture PT Pertamina (Persero) yang bekerjasama dengan Think Policy dan Society of Renewable Energy (SRE) ini dirancang untuk mengakselerasi ide dan budaya keberlanjutan yang kuat di seluruh lini perusahaan melalui peserta-peserta terpilih dari berbagai fungsi di Pertamina Group. Kegiatan bootcamp dibuka langsung oleh Manager Sustainability Engagement & Culture PT Pertamina (Persero), Ghaisani Nabila. Dalam opening speech-nya, Ghaisani berharap peserta yang terpilih dapat menjadi changemakers yang mampu menjaga legacy business Pertamina guna mempertahankan ketahanan dan kemandirian energi di Indonesia (17/07).

 

Sesi pertama dibuka dengan pemaparan dari Adriwan Basuki Gauthama Setyabudhi, Sr. Expert III Sustainability Strategy. Ia menjelaskan bagaimana energy trilemma yang dihadapi Indonesia dan menekankan pentingnya peran Pertamina dalam upaya reduksi emisi dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060. Kemudian dilanjut dengan berbagai pemaparan terkait climate crisis, new renewable energy, biodiversity, dan water stewardship oleh tim Think Policy.

 

Bootcamp hari pertama ditutup dengan dengan inspiring dialogue oleh seorang sustainability specialist, Shana Fatina. Dalam sesi tersebut, Shana berbagi wawasan mendalam mengenai praktik-praktik keberlanjutan dan memberikan motivasi kepada para peserta untuk dapat mengimplementasikan strategi-strategi berkelanjutan dalam berbagai bidang.

 

Selama tiga hari, peserta tidak hanya mendapatkan kelas-kelas komprehensif terkait keberlanjutan, tetapi juga ikut serta dalam kegiatan kunjungan langsung ke Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina yang berlokasi di Desa Tambakharjo, Semarang Barat. Desa ini menjadi contoh nyata bagaimana keberlanjutan dapat diwujudkan melalui inisiatif lokal yang inklusif dengan penggunaan energi terbarukan. Dalam kunjungan ini, peserta berkesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana masyarakat setempat mengintegrasikan penggunaan panel surya sebagai tenaga listrik dalam kegiatan berwirausaha mereka. Mereka juga berinteraksi langsung dengan warga desa tentang tantangan dan keberhasilan yang mereka hadapi dalam mengelola energi secara mandiri.

 

SNAP Bootcamp 1 ditutup dengan kegiatan mengajar kepada para siswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Semarang. Sesi pengajaran yang melibatkan siswa ini memunculkan semangat luar biasa dalam mempelajari topik-topik sustainability, mulai dari risiko dan mitigasi perubahan iklim, potensial green jobs di Indonesia, hingga model bisnis sederhana terkait energi terbarukan. Pada akhir sesi, setiap kelompok mempresentasikan ide-ide inovatif hasil bimbingan dari para peserta SNAP selama kegiatan dari pagi hingga siang hari dengan meriah dan antusiasme yang tinggi dari para siswa yang hadir.

 

Andi Hendra, salah satu peserta SNAP, mengungkapkan kesannya setelah mengikuti program ini. Ia menyatakan, “Kegiatan Sustainability Accelerator Program dimana kita belajar mulai dari climate change kemudian renewable energy dan banyak hal terkait sustainability yang menjadi bekal kami nanti untuk bisa menjadi akselerator kegiatan sustainability di Pertamina Group. Besar harapan kami dari teman-teman di Pertamina Group lainnya bisa mengikuti kegiatan SNAP di tahun-tahun kedepan karena sustainability bukan hanya pekerjaan Fungsi Sustainability, tapi pekerjaan kita semua untuk bisa mencapai Net Zero Emission Pertamina di tahun 2060”

 

Dengan demikian, program SNAP Bootcamp yang pertama ini menandai langkah awal penting bagi PT Pertamina (Persero) dalam upaya mendorong komitmen para peserta terpilih sebagai changemakers agar mampu memberikan kontribusi positif bagi masa depan guna menunjang praktik kerberlanjutan di seluruh lini bisnis Pertamina Group.

View
Image

WWF 2024 : Komitmen dan Langkah Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

22 May 2024 | Press Release
Bali, MERDEKANEWS --  PT Pertamina (Persero) berkomitmen mengelola pemanfaatan air untuk melindungi sumber air bersih dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan nomor 6, Air Bersih dan Sanitasi. Hal ini juga sejalan dengan salah satu fokus keberlanjutan Pertamina, yakni pengurangan emisi lingkungan (reducing environmental footprint).

Hal tersebut disampaikan oleh Vice President (VP) Sustainability Strategy Pertamina, Suripno, pada kegiatan 10th Water Forum Side Event-Executive Roundtable Dialogue, dalam rangkaian World Water Forum 2024, di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/5).

Dalam diskusi panel bertajuk “Flowing Forward Faster: Best Practices in Corporate Water Stewardship”, Suripno menyampaikan aksi nyata Pertamina yang mendukung keberhasilan program pengelolaan air.

"Kami melakukan dua upaya. Pertama, upaya internal yakni aspek perilaku dan aspek teknologi. Kedua, upaya eksternal melalui kolaborasi dengan komunitas, maupun program Corporate Social Responsibility (CSR). Kami juga menyadari penggunaan air di seluruh rantai nilai bisnis Pertamina, sehingga kami menerapkan sistem dan program pengelolaan air yang memberi dampak Net Positif Water Impact (NPWI)," jelasnya.

Suripno menambahkan, Pertamina mengelola penggunaan air secara ketat. Program pengelolaan air berkelanjutan (Sustainable Water Management) dimulai dari mengidentifikasi rantai nilai konsumsi air, penetapan target, hingga implementasi program. Selain itu, metode Pertamina Water Tools yang dapat melakukan penilaian cepat terhadap penerapan sistem pengelolaan air di seluruh unit bisnis.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, upaya-upaya Pertamina dalam keberlanjutan, termasuk pengelolaan air, dipublikasikan dalam Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report), yang dapat diakses di website perusahaan www.pertamina.com. Publikasi ini merupakan transparansi Pertamina kepada pemangku kepentingan, atas upaya dan hasil dari program keberlanjutan yang dijalankan.

"Sebagai BUMN, Pertamina tak hanya memiliki peran untuk menjaga kedaulatan energi. Lebih dari itu, Pertamina juga bergerak menjadi perusahaan berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan manfaat yang besar bagi masyarakat dan keberlangsungan lingkungan," jelas Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
View
Image

Sustainability Leaders Forum

19 Mar 2024 | Press Release
Pertamina Sustainability Academy (PSA) kembali menggelar Sustainability Leaders Forum (SLF) yang kali ini berkolaborasi  dengan BloombergNEF (BNEF) dengan tema “Finding Value in The Energy Transition”. Acara ini menjadi wadah untuk menyatukan 22 Top Leaders Pertamina dari seluruh unit bisnis Pertamina Group melakukan diskusi dalam menjalani transisi menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan.

“Di Pertamina, kami menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan transisi menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan. Melihat Outlook Energi Indonesia, minyak dan gas diproyeksikan akan mencapai puncaknya pada tahun 2023 dan secara bertahap menurun hingga 16% dalam bauran energi pada tahun 2060 jika permintaan dan pasar energi terbarukan terus meningkat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa peralihan ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan tidak akan mengakibatkan lonjakan harga energi dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” ujar Pjs. SVP Sustainability PT Pertamina (Persero), Suripno, dalam pembukaannya di Executive Lounge, Grha Pertamina, Jakarta, pada Jumat, 8 Maret 2024.
 
Head of BNEF APAC, Ali Izadi-Najafabadi, dalam paparannya menjelaskan bahwa mayoritas dari negara anggota G-20 belum memenuhi target Paris Agreement Tahun 2030. Di antara negara-negara di Asia Tenggara, hanya Singapura dan Thailand yang sudah memiliki target pengurangan emisi dalam satu dekade ini. Adapun trend investasi menuju transisi energi beberapa tahun belakangan ini di dominasi oleh Asia khususnya di China dan India. Di Tahun 2023, BNEF mencatat total investasi untuk transisi energi naik hingga mencapai $1.8 trillion diantaranya adalah untuk energi terbarukan, transportasi elektrik, Power Grid, dsb. Angka ini sudah melebihi investasi untuk bahan bakar fossil.
 
Dalam sesi kedua, Takehiro Kawahara, BNEF Aviation Specialist menyatakan bahwa di Tahun 2050 emisi karbon yang dihasilkan dari sector aviasi global mencapai hampir 1.7GtCo2. Angka ini mencapai dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2019 mengingat demand untuk transportasi udara yang terus naik secara global. Maskapai udara dan produsen bahan bakar sedang mengupayakan beralih ke clean fuels, yang mengakibatkan peningkatan kapasitas produksi dan off-take agreements untuk bahan bakar aviasi biogenik dan sintetis atau SAF. Pengembangan teknologi pesawat listrik dan  pesawat berbahan bakar hidrogen masih berlangsung dengan beberapa penerbangan uji coba yang telah berhasil, namun, teknologi low-carbon ini masih dalam tahap awal pengembangan dengan harga yang masih relative mahal sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai pada fase komersialisasi.
 
Sebagai penutup, dengan adanya kolaborasi PSA melalui Sustainability Leaders Forum dengan BloombergNEF, diharapakan dapat membekali para pemimpin Pertamina untuk terus mendukung langkah Pertamina berkontribusi menuju transisi energi Indonesia.
View
Image

PT Pertamina (Persero) Berhasil Meraih Level Manajemen dalam Skor CDP 2023

07 Mar 2024 | Press Release
PT Pertamina (Persero) baru-baru ini memperoleh skor B dari organisasi nirlaba global CDP (sebelumnya dikenal Carbon Disclosire Project). Skor level Manajemen ini mencerminkan pengakuan CDP untuk inisiatif Pertamina yang berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dan ketahanan air.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, sejak ikut dalam CDP Climate Change pada 2021, Pertamina telah melakukan pelaporan (disclosure) upaya dekarbonisasi. Di tahun 2023, Pertamina yang masuk dalam sektor migas kembali meraih skor B.
 
Pertamina juga telah mengungkapkan data Water Security dengan raihan skor B-. “Dengan skor tersebut, Pertamina berada pada level management yang menandakan bahwa Pertamina dinilai telah mengatasi dampak lingkungan bisnis dan memastikan manajemen lingkungan yang baik,” jelas Fadjar.

Program inisiatif perubahan iklim Pertamina antara lain dekarbonisasi, transisi energi melalui pengembangan bisnis baru, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), dan efisiensi air dengan Pertamina Water Tools atau alat inovasi internal untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko air di wilayah operasional perusahaan.

“Dengan melibatkan diri dalam pelaporan CDP, Pertamina dapat menciptakan tingkat akuntabilitas yang lebih tinggi dalam hal tanggung jawab lingkungan di mata stakeholders dan meningkatkan daya saingnya dalam industri,” tambah Fadjar.

Direktur CDP Dexter Galvin mengungkapkan, Pertamina memiliki pengaruh besar terhadap dampak lingkungan dan sosial. Perusahaan telah memainkan peran yang proaktif dalam mengelola risiko tersebut melalui keikutsertaannya terhadap pelaporan CDP.
 
CDP sendiri merupakan organisasi nirlaba berskala global yang berfokus pada pelaporan dan pengelolaan lingkungan hidup. Berututan dari level tertinggi, skor yang dimiliki CDP adalah A, A- (leadership level), B, B- (management level), C, C- (awareness level), D, D- (disclosure level). Skor CDP yang tinggi menunjukkan kesadaran lingkungan perusahaan, tata kelola keberlanjutan yang maju, dan kepemimpinan dalam mengatasi perubahan iklim.
View
Image

ASEAN Energy Sector MLP Masterclass Series Methane Emission Measurement: Policy Direction, Tools, and ASEAN Experiences

06 Mar 2024 | Press Release
Bali, 4-6 Maret – Membangun dari prestasi seri pertamanya pada November tahun sebelumnya, iterasi kedua dari ASEAN Energy Sector Methane Leadership Program (MLP) (MLP) menyaksikan peningkatan partisipasi yang signifikan, mendekati dua kali lipat jumlah peserta dari seri pertamanya.Diselenggarakan di Bali pada Maret 2024, workshop ini menandai pelatihan Masterclass kedua dan workshop pertama dalam kerangka MLP ASEAN. Selama acara ini, perusahaan Minyak dan Gas ASEAN, bersama pembuat kebijakan dari Negara Anggota ASEAN, memperkuat komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di wilayah tersebut sejalan dengan ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC).

Sebagai titik temu bagi para pemimpin industri dan pembuat kebijakan dari Negara Anggota ASEAN, workshop selama tiga hari merupakan hasil kolaborasi antara PERTAMINA dan USAID Southeast Asia Smart Power Program (SPP), bekerja sama dengan ASEAN Centre for Energy (ACE), ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE), Petronas, PTT EP, JOGMEC, Bank Dunia, dan mitra MLP lainnya. Dengan pembicara dari 12 negara dan peserta yang mewakili berbagai negara Asia Tenggara, acara ini menampilkan campuran yang dinamis antara kursus pelatihan teknis dan workshop interaktif, yang semuanya mengikuti jalur pembelajaran Seri Masterclass MLP. Hari terakhir melibatkan peserta dalam diskusi antar sesama yang difasilitasi, membentuk lingkungan yang produktif untuk pertukaran pengetahuan dan ide.

Pentingnya untuk mengurangi emisi metana demi masa depan yang berkelanjutan terdengar di seluruh workshop, dengan peserta mendapatkan wawasan tentang berbagai alat dan metode untuk mencapai kepatuhan dengan Kemitraan Minyak & Gas untuk Metana (OGMP). Mulai dari alat pendataan metana hingga penetapan baseline dan pengembangan kebijakan, peserta pergi dengan keterampilan untuk mendirikan sistem pendataan metana, menetapkan target pengurangan, dan memantau kemajuan sesuai dengan standar pelaporan OGMP.
 
Melihat ke depan, Workshop MLP direncanakan akan dilanjutkan di Thailand pada kuartal kedua tahun 2024, dan berakhir pada kuartal keempat tahun yang sama. Dengan kehadiran yang kuat hingga 100 peserta, acara ini menyaksikan keterlibatan aktif dari peserta, yang mewakili institusi dan negara mereka dengan antusias. Diselenggarakan oleh USAID bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan minyak dan gas di ASEAN, workshop ini menegaskan peran penting metana sebagai polutan iklim yang kuat namun memiliki umur yang singkat, serta sebagai sumber daya energi yang krusial.
 
Seri Pertemuan Metana Sektor Energi ASEAN, yang diinisiasi pada tahun 2021, bertujuan untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan melalui percakapan dan dialog terbuka. Pemimpin industri minyak dan gas beserta mitra bersatu dalam komitmennya untuk berbagi praktik terbaik dan pengetahuan guna meningkatkan kinerja lingkungan, dengan fokus khusus pada manajemen emisi metana.
Melalui inisiatif peningkatan keterampilan dan kesadaran, wawasan yang diperoleh dari workshop ini memiliki arti penting bagi Pertamina dalam menghadapi kompleksitas isu gas metana dalam proses bisnisnya, membentuk kesadaran internal di kalangan seluruh pegawai Pertamina.
View

Pages: 1 of 1

  1. First
  2. 1
  3. Last